Search This Blog

Wow merinding bacanya cerita tante tante pendongkrak libido

Populer Hari Ini

Sumber : Cerita Sex & Dewasa khusus umur 23+ yang boleh baca.

– Namaku Ade, umurku waktu itu sekitar 19 tahun, aku kini kuliah di OSU, Amerika.Kebetulan aku kost di salah satu kenalan Oom aku di sana yang bernama Tante Linda. Wuih, dia itu orangnya baik benar kepadaku. Kebetulan dia seorang istri simpanan bule yang kaya raya tapi sudah tua. Jadilah aku kost di rumahnya yang memang agak sepi, maklumlah di sana jarang memakai pembantu sih.
Tante Linda ini orangnya menurutku sih seksi sekali. Buah dadanya besar bulat seperti semangka dengan ukuran 36C.Sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki langsing
seperti peragawati.
Sedangkan perutnya rata soalnya dia belum punya anak, yah maklumlah suaminya sudah tua,jadi mungkin sudah loyo. Umurnya sekitar 33 tahun tapi kulitnya masih mulus dan putih bersih.
Hal ini yang membuatku betah berlama-lama di rumah kalau lagi nggak ada urusan penting, aku malas keluar rumah. Lagian aku
juga bingung mau keluar rumah tapi nggak tahu jalan.
Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan Tante
Linda yang seksi ini. Ternyata dia itu orangnnya supel benar nggak canggung cerita-cerita denganku yang jauh lebih muda.

Dari cerita Tante Linda bisa aku tebak dia itu orangnya kesepian banget soalnya suaminya jarang pulang,maklum orang sibuk. Makanya aku berupaya menjadi
teman dekatnya untuk sementara suaminya lagi pergi. Hari
demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan Tante Linda
semakin kuat saja, lagi pula si Tante juga memberi lampu
hijau kepadaku. Terbukti dia sering memancing-mancing gairahku dengan tubuhnya yang seksi itu.

Kadang-kadang kupergok Tante Linda lagi pas sudah mandi, dia hanya memakai lilitan handuk saja, wah melihat yang begitu
jantungku deg-degan rasanya, kepingin segera membuka
handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-
kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk
mengancingkan bajunya dari belakang. Malah waktu itu
aku sempat mengintip dia lagi mandi sambil masturbasi.
Wah pokoknya dia tahu benar cara mancing gairahku.

Sampai pada hari itu tepatnya hari Jumat malam, waktu itu
turun hujan gerimis, jadi aku malas keluar rumah, aku di kamar lagi main internet, melihat gambar-gambar porno dari situs internet, terus tanpa sadar kukeluarkan
kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar
perempuan bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali sekitar 15 cm, habis aku sudah terangsang banget sih. Tanpa kusadari tahu-tahu Tante Linda masuk menyelonong saja tanpa mengetuk
pintu, saking kagetnya aku nggak sempat menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Linda sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang,langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis.
“Hayyoo lagi ngapain kamu De?”
“Aah, nggak Tante lagi main komputer”, jawabku
sekenanya.
Tapi Tante Linda sepertinya sadar kalau aku saat itu
sedang mengelus-elus batang kemaluanku.
“Ada apa sih Tante?” tanyaku.
“Aah nggak, Tante cuma pengen ajak kamu temenin Tante
nonton di ruang depan.”
“Ohh ya sudah, nanti saya nyusul yah Tan”, jawabku.
“Tapi jangan lama-lama yah”, kata Tante Linda lagi.
Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak keluar kamar tidur dan menemani Tante Linda nonton film semi porno yang banyak mengumbar adegan-adegan syuuurr.
Melihat film itu langsung saja aku jadi salah tingkah,soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi nggak karuan. Malah malam itu Tante Linda memakai baju yang seksi sekali, dia memakai baju yang ketat dan gilanya dia nggak pakai bra, soalnya aku bisa lihat puting
susunya yang agak muncung ke depan. Karuan saja,gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi yah apa boleh buat aku nggak bisa apa-apa.

Sedangkan batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku
mencoba bergerak-gerak sedikit guna membetulkan letaknya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu Tante Linda langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku.
“Lagi ngapain sih kamu De?”
“Ah nggak Tante..”
Sementara itu Tante Linda mendekatiku sehingga jarak
kami semakin dekat dalam sofa panjang itu.
“Kamu terangsang yah De, lihat film ini?”
“Ah nggak Tante biasa aja”, jawabku mencoba
mengendalikan diri. Bisa kulihat payudaranya yang besar
menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya yang keras.
Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Linda pun rupanya juga sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu.
“Menurut kamu Tante seksi nggak De?” tanyanya.
“Wah seksi sekali Tante”, kataku.
“Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan buah dadanya sehingga terlihat semakin membesar.
“Wah seksi Tante dong, abis Tante bodynya bagus sih.”
kataku.
“Ah masa sih?” tanyanya.
“Iya bener Tante, sumpah…” kataku.
Jarak duduk kita semakin rapat karena Tante Linda terus mendekatkan dirinya padaku, lalu dia bertanya lagi kepadaku,
“Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama Tante?”
“Mmaaauu Tante…” Ah seperti dapat durian runtuh
kesempatan ini tidak aku sia-siakan, langsung saja aku
memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada Tante Linda.
“Wahhhh barang kamu gede juga ya De…” katanya.
“Ah Tante bisa aja deh… Tante kok kelihatannya makin
lama makin seksi aja sih.. sampe saya gemes deh
ngeliatnya…” kataku.
“Ah nakal kamu yah De”, jawab Tante Linda sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku, lalu aku mencoba untuk tenang sambil memegang tangannya.
“Waah jangan dipegangin terus Tante, nanti bisa tambah
gede loh”, kataku.
“Ah yang bener nih?” tanyanya.
“Iya Tante.. ehhh, eehhh saya boleh pegang itu Tante
nggak?” kataku.
“Pegang apa?” tanyanya.
“Pegang itu tuh..” kataku sambil menunujukkan ke arah
buah dada Tante yang besar itu.
“Ah boleh aja kalo kamu mau.”
Wah kesempatan besar nih, tapi aku agak sedikit takut
pegang buah dadanya, takut dia marah tapi tangan si Tante
sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus buah dadanya.
“Ahhh.. arghhh enak De.. kamu nakal yah”, kata Tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku.
“Loh kok dilepas sih De?”
“Ah, takut Tante marah”, kataku.
“Ooohh nggak sayang… kemari deh.”
Tanganku digenggam Tante Linda, kemudian diletakkan kembali di buah dadanya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas buah dadanya. “Aaarrhh… sshh”, rintihan Tante semakin membuatku penasaran, lalu aku pun mencoba mencium Tante Linda, sungguh diluar dugaanku,Tante Linda menyambut ciumanku dengan beringas, kami pun lalu berciuman dengan mesra sekali sambil tanganku bergerilya di buah dadanya yang sekal sekali itu. “Ahhh kamu memang hebat De.. terusin sayang.. malam ini kamu
mesti memberikan kepuasan sama Tante yah.. ahhh..arhhh.”
“Tante, saya boleh buka baju Tante nggak?” tanyaku.
“Oohhhh silakan sayang”, lalu dengan cepat kubuka bajunya sehingga buah dadanya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat buah dadanya yang memang aku
kagumi itu. “Aahhh… arghhh…” lagi-lagi Tante mengerang-erang keenakan. “Teruss.. terusss sayang… ahhh enak sekali…” lama aku menjilati buah dada Tante Linda, hal ini berlangsung sekitar 10 menitan sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan
bening pelumas di atas kepalanya.
Lalu sekilas kulihat tangan Tante Linda sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan
ke arah bagian celananya untuk kupelororti. “Aahhh buka saja sayang… jangan malu-malu… ahhhh…” nafas Tante Linda terengah-engah menahan nafsu, seperti kesetanan aku langsung membuka celananya dan kuciumi CD-nya.

Waah, dia lagsung saja menggelinjang keenakan, lalu
kupelorotkan celana dalamnya sehingga sekarang Tante Linda sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu yang ditata rapi sehingga kelihatan seperti lembah yang penuh dengan rambut. Lalu dengan
pelan-pelan kumasukan jari tengahku untuk menerobos
lubang kemaluannya yang sudah basah itu. “Aahrrrh…
sshh… enak De.. enak sekali”, jeritnya. Lalu kudekatkan
mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin mengkilap itu, lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluan Tante dengan lidahku turun naik sepeti mengecat saja. Tante Linda semakin kelabakan, dia
menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil memeras buah dadanya sendiri. “Aahhh… sshhh come on baby.. give me more, give me more… ohhhh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan dengan jari tanganku kucoblos lubang kemaluannya yang semakin lama semakin basah.
Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya dia mau orgasme. Lalu kupercepat tusukan-tusukan jariku sehingga dia merasa keenakan sekali lalu
seketika dia menjerit, “Oohh aaahh… Tante sudah keluar
sayang… ahhh”, sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-
goyangkan untuk mencari lidahku yang masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan
orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali, lalu dia menarik tubuhku ke atas sofa. “Wah ternyata kamu memang hebat sekali, Tante sudah lama tidak sepuas ini loh…” sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya berlepotan ke bibir
Tante Linda. Sementara itu batang kemaluanku yang masih
tegang di elus-elus oleh Tante Linda dan aku pun masih
memilin-milin puting Tante yang sudah semakin keras itu.
“Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku.
“Sekarang giliran Tante sayang… Tante akan buat kamu
merasakan nikmatnya tubuh Tante ini.

Tangan Tante Linda segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit, tapi kudiamkan saja habis enak juga diremas-remas oleh tangan Tante Linda. Lalu aku juga nggak mau kalah, tanganku juga terus meremas-
remas payudaranya yang indah itu. Terus terang aku paling suka dengan buah dada Tante Linda karena bentuknya yang indah sekali, juga besar berisi alias
montok. “Aahhh… shhh,”, rupanya Tante Linda mulai terangsang kembali ketika tanganku mulai meremas-remas buah dadanya dengan sesekali kujilati dengan lidah pentilnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti
orang kelaparan kuemut-emut terus puting susunya
sehingga Tante Linda menjadi semakin blingsatan.
“Ahh kamu suka sekali sama dada Tante yah De?”
“Iya Tante, abis tetek Tante bentuknya sangat merangsang
sih, terus besar tapi masih tetep kencang…”
“Aahhh kamu emang pandai muji orang De..”
Sementara itu tangannya masih terus membelai batang
kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan
tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus.
Lalu Tante Linda mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai pada akhirnya Tante Linda jongkok di bawah sofa dengan kepala mendekati
batang kemaluanku. “Wahh batang kemaluanmu besar
sekali De… nggak disangka kamu nggak kalah besarnya
sama punya orang bule”, Tante Linda memuji-muji batang
kemaluanku.

Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Uaah, tak kuasa aku menahan erangan merasakan nikmatnya service yang diberikan Tante Linda
malam itu. Lalu dia mulai membuka mulutnya lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya
sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian
batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Aku
pun nggak mau kalah, sambil mengelus-elus rambutnya
sesekali kuremas dengan kencang buah dadanya yang montok sehingga Tante Linda bergelinjang menahan kenikmatan. Selang beberapa menit setelah Tante
melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Linda kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas karpet. Dengan penuh nafsu
kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku.

“Ahh De ayolah masukin batang kemaluan kamu ke Tante yah.. Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek Tante
disodok-sodok sama batangan kamu yang besar itu.”
“Iiiya Tante”, kataku.
Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah
lubang kemaluan Tante Linda tapi aku nggak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan ke bibir kemaluan
Tante Linda sehingga Tante Linda lagi-lagi menjerit keenakan, “Aahhh.. yes.. yes.. oh good.. ayolah sayang jangan tanggung-tanggung masukinnya…” lalu aku
mendorong masuk batang kemaluanku. Uh, agak sempit
rupanya lubang kemaluan Tante Linda ini sehingga agak
susah memasukkan batang kemaluanku yang sudah besar
sekali itu. “Aahh.. shhh.. aoh.. oohhh pelan-pelan sayang..
terus-terus… ahhh”, aku mulai mendorong kepala batang
kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Tante Linda
sehingga Tante Linda merasakan kenikmatan yang luar
biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.
Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan
perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat
Tante Linda juga ikut-ikutan bergoyang-goyang. “Aahhh
argghhh.. rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat
Tante Linda menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-
pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan
rasanya seperti empotan ayam. “Uuaahhh..” sementara itu
aku terus menjilati puting susu Tante Linda dan menjilati
lehernya yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan
Tante Linda mendekap pantatku keras-keras sehingga
kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. “Ooohh shhh
sayang… enak sekali ooohhh yess… ooohh good… ooh
yes…” mendenganr rintihannya aku semakin bernafsu untuk
segera menyelesaikan permainan ini, “Aahh… cepat sayang
Tante mau keluar ahh”, tubuh Tante Linda kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik rupayanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan
hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang lagi
merojok-rojok lubang kemaluan Tante Linda. “Aahh…
shhsss.. yess”, lalu tubuhnya kembali agak tenang
menikmati sisa-sisa orgasmenya.
“Wahh kamu memang bener-bener hebat De… Tante sampe
keok dua kali sedangkan kamu masih tegar.”
“Iiya Tante… bentar lagi juga Ade keluar nih…” sambil terus
aku menyodok-sodok lubang kemaluan Tante Linda yang
sempit dan berdenyut-denyut itu.
“Ahh enak sekali Tante.. ahhh…”
“Terusin sayang.. terus… ahhh.. shhh”, erangan Tante Linda membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya.
“Aauwh pelan-pelan sayang ahhh.. yes.. ahh good.”
“Aduh Tante, bentar lagi keluar nih…” kataku.
“Aahh Ade sayang… keluarin di dalam aja yah sayang..
ahhh.. Tante mau ngerasin.. ahhh… shhh mau rasain
siraman hangat peju kamu sayang…”
“Iiiyyaa… Tante..” lalu aku mengangkat kaki kanan Tante
sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang
kemaluanku yang sedang keluar masuk lobang kemaluannya.
“Aahhh… ohhh ahhh.. ssshhh.. Tante Ade mau keluar nih..
ahhh”, lalu aku memeluk Tante Linda sambil meremas-
meremas buah dadanya. Sementara itu, Tante Linda
memelukku kuat-kuat sambil mengoyang-goyangkan
pantatnya. “Ah Tante juga mau keluar lagi ahhh… shhh…”
lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. “Seeerr.. serr… crot.. crot…”
“Aahhh enak sekali Tante… ahhh harder.. harder… ahhh
Tante…” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh
Tante Linda untuk menuntaskan semprotan maniku itu.
Lalu Tante Linda membelai-belai rambutku. “Ah kamu
ternyata seorang jagoan De…” Setelah itu ia mencabut
batang kemaluanku yang masih agak tegang dari lubang kemaluannya kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya
untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap Tante Linda.
Setelah kejadian ini kami menyesal dan bertobat jalan yang terbaik.

Rekomendasi Pembaca

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut.Jangan Lupa dibagikan
Related Posts
Disqus Comments
©@2017Pengetahuan - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger